Friday, March 30, 2012

Hukum Indonesia

Hukum Indonesia hingga hari ini sepertinya masih  belum bisa memberikan harapan yang baik kepada masyarakat. Setiap waktu penegakan hukum menunjukkan adanya perkembangan yang  baik namun di sisi lain juga terjadi kemunduran-kemunduran yang ditunjukkan oleh banyaknya fakta pelanggaran hukum bahkan oleh penegak hukum itu sendiri. Lebih tragis lagi, dalam beberapa kasus yang menimpa masyarakat kecil  hukum justru ditegakkan secara luar biasa. Ini bisa dilihat pada kasus pencurian sandal oleh seorang anak yang dituntut hukuman 5 tahun penjara dan kasus pencurian buah semangka dan beberapa contoh kasus lainnya yang sempat mencuat dan menyita perhatian publik.
Perlakuan penegakan hukum Indonesia terhadap tersangka kasus korupsi jelas telah berbeda. Kondisi tersebut memberikan kita sebuah gambaran bahwa hukum Indonesia telah ditegakkan secara tidak seimbang. Hukum Indonesia lebih mirip  sebagai alat untuk menegakkan kekuasaan aparat dibandingkan sebagai alat rekayasa sosial yang memperlakukan semua orang sama di hadapan hukum.
Dibalik kemunduran-kemunduran hukum Indonesia tersebut, terdapat pula beberapa kemajuan yang memberikan kita harapan akan terwujudnya tujuan hukum indonesia. Hal ini bisa dilihat dengan telah mencuatnya beberapa kasus korupsi di tingkat nasional yang mendapatkan penanganan serius dari lembaga-lembaga penegak hukum Indonesia. Meskipun hasil akhirnya belum bisa ditebak secara pasti, namun kemajuan tersebut telah memberikan sebongkah harapan baru bagi penegakan hukum Indonesia.
Hingga saat ini, bisa disimpulkan bahwa hukum Indonesia lebih sering mendapatkan kritik daripada sanjungan. Kritik terhadap hukum indonesia tersebut diarahkan pada berbagai aspek penegakan hukum, kelemahan berbagai produk hukum dan lain sebagainya. Mungkin kita sudah sering mendengar pernyataan bahwa hukum indonesia saat ini bisa dibeli. Mereka yang memiliki kekuasaan dan memiliki banyak uang hampir bisa dipastikan selalu dalam keadaan aman meski telah melanggar aturan negara. Demikian pula mereka akan selalu menang jika bersengketa di pengadilan karena hingga saat ini prosesi hukum di pengadilan masih sulit dijangkau oleh masyarakat kecil atau yang kurang mampu. Kondisi hukum indonesia tersebut, secara tidak langsung dapat menimbulkan opini masyarakat bahwa hukum dapat dibeli sehingga tidak akan mungkin dapat terwujud penegakan hukum indonesia secara menyeluruh dan adil.

Perlunya Reformasi Hukum Indonesia

Kondisi hukum indonesia tersebut diatas, tentu saja harus segera mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius dari aparat penegak hukum. Diperlukan adanya reformasi terhadap hukum indonesia.
Reformasi terhadap hukum indonesia dapat  diartikan sebagai  perubahan format hukum indonesia secara struktur dan aturan main (rule of the  game) menjadi lebih baik. Reformasi juga mengandung dimensi dinamik berupa upaya perombakan tatanan lama yang korup dan tidak efisien (dismantling the old regime) dan pembentukan sebuah tatanan hukum indonesia yang baru, yang lebih efisien dan berkeadilan sosial  (reconstructing the new regime). Reformasi hukum indonesia akan memberikan nilai-nilai baru yang menjadi landasan dan  membawa harapan yang baru bagi masyarakat dalam proses bernegara.
Reformasi terhadap hukum indonesia merupakan salah satu bagian yang penting untuk menata dan memperbaiki tatanan hukum di negara ini. Hal ini diperlukan untuk menjawab bagaimana penyelenggaraan hukum indonesia yang baik  sehingga sesuai dengan cita-cita hukum di negara ini. Hukum memiliki fungsi ekspresif yang mengungkapkan pandangan hidup dan nilai budaya serta nilai keadilan. Hukum juga memiliki fungsi instrumental yakni sebagai sarana untuk menciptakan dan memelihara ketertiban dan stabilitas, pelestarian nilai-nilai budaya, mewujudkan keadilan, pendidikan serta pengadaban dan sarana untuk melakukan pembaharuan.
Hukum dalam sistem politik yang demokratis, harus memberikan kerangka struktur organisasi formal bagi lembaga-lembaga negara agar dapat menumbuhkembangkan akuntabilitas normatif dan akuntabilitas publik dalam proses pengambilan keputusan politik atau kebijakan serta sebagai sarana penyelesaian konflik politik dalam suatu negara.
Tujuan hukum indonesia adalah membentuk negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah  indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi serta keadilan sosial. Apabila saat ini hukum indonesia sudah tidak lagi dapat bekerja untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka hal itu merupakan indikasi bahwa sudah saatnya dilakukan reformasi hukum Indonesia.
Roscoe Pound menyebutkan bahwa hukum berfungsi sebagai alat rekayasa sosial (law as a tool of social engineering). Namun apabila hukum Indonesia telah bergeser menjadi  alat rekayasa penindasan atau pembenaran korupsi (law  as a tool of corruption engineering) maka pelaksanaan reformasi hukum indonesia tidak dapat ditunda-tunda lagi.

Reformasi Hukum Indonesia Hingga Saat Ini

Hukum-IndonesiaReformasi hukum Indonesia  sesungguhnya sudah mulai dicanangkan sejak Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Namun di era kepemimpinan Soekarno, reformasi hukum Indonesia masih dianggap tidak lebih penting daripada reformasi politik dan reformasi ekonomi.
Selanjutnya reformasi hukum Indonesia pada masa pemerintahan Soeharto lebih ditujukan untuk mendukung kebijakan politik dan ekonomi pemerintahan orde baru. Di sisi lain sistem hukum Indonesia pada masa itu sudah terlanjur sangat korup dan digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan. Akibatnya adalah “desperate but not hopeless” yang selanjutnya melahirkan gerakan reformasi pada tahun 1998.
Angin segar reformasi yang membawa harapan besar bagi masyarakat Indonesia, ternyata juga belum berhasil membuka tirai kelam hukum Indonesia. Masa pemerintah Habibie yang dalam waktu singkat memproduksi begitu banyak peraturan perundang-undangan ternyata tidak membawa hasil yang optimal bagi perbaikan hukum. Begitu pula dengan naiknya Abdurrahman Wahid yang menggantikan Habibie sebagai presiden Indonesia ternyata harus berakhir di meja bedah konspirasi elit politik. Kondisi kelas hukum Indonesia terus berlanjut dibawah Pemerintah Megawati, mafia hukum dan mafia peradilan bertambah bagaikan epidemi dan uang serta kekuasaan menjadi semakin kokoh.
Pada masa tersebut, banyak terdapat kasus yang tidak berhasil dituntaskan oleh aparat penegak hukum, antara lain kasus hukum yang melibatkan mantan presiden Soeharto, bank bali dan lain sebagainya. Selain itu mencuat pula kasus-kasus hakim yang terlibat dalam korupsi dan politik. Kondisi hukum Indonesia tersebut telah menurunkan kepercayaan dunia internasional terhadap penegakan hukum Indonesia.
Saat ini telah lahir sebongkah harapan baru bagi penegakan hukum Indonesia. Salah satunya adalah dengan lahirnya komisi-komisi pembantu negara (state auxiliary agencies) antara lain:
  • Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM),
  • Komisi Penyiaran Independen (KPI),
  • Komisi Pemilihan Umum (KPU),
  • Komisi Ombudsman Nasional (KON),
  • Komisi Nasional Perlindungan Anak (KOMNAS Anak),
  • Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) dan
  • Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
sumber: http://statushukum.com/hukum-indonesia.html

Sebab Gangguan Jiwa

Individu secara alami akan selalu mempertahankan kondisinya dalam keadaan yang sehat, baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Istilah Keperawatan untuk kondisi ini adalah keadaan ‘homeostatis’. Namun keadaan ini senantiasa berfluktuasi tergantung kondisi internal dan eksternal kita.
Pada kondisi badan yang sedang fit dan keadaan lingkungan sekitar yang kondusif, tentunya kita akan dapat mempertahankan status kesehatan fisik dan mental kita. Namun dalam kondisi yang bertolak belakang maka keadaan individu akan drop dan tidak akan dapat untuk mempertahankan status kesehatannya.
Berikut ini admin akan coba uraikan beberapa sebab yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatatan, terutama dari segi kesehatan mental. Ada dua faktor yang boleh menimbulkan terjadinya gangguan jiwa, yaitu Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi. Faktor Predisposisi adalah faktor yang melatarbelakangi seseorang mengalami gangguan jiwa, sedangkan Faktor Presipitasi adalah faktor yang mencetuskan terjadinya gangguan jiwa pada seseorang untuk kali yang pertama.
Individu yang memiliki faktor predisposisi akan lebih mudah untuk mengalami gangguan jiwa karena sejak lahir atau selama proses perkembangannya, individu tersebut memiliki kepribadian maupun coping mechanism yang kurang optimal yang disebabkan oleh faktor bawaan yang didapatkan sejak lahir maupun melalui lingkungan sekitar. Individu yang memiliki faktor predisposisi ibaratnya tinggal menunggu faktor presipitasi sebelum akhirnya mengalami gangguan jiwa, yaitu suatu peristiwa yang dapat menggoyahkan dan mengganggu keseimbangan jiwa individu sehingga akhirnya individu bersangkutan tidak mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya yang pada akhirnya mengalami gangguan jiwa.
Faktor Predisposisi
Faktor ini dapat terdiri dari beberapa bagian. Berikut ini akan diuraikan beberapa faktor yang termasuk kedalam faktor ini:
1. Genetik, sebahagian besar gangguan jiwa disebabkan karena faktor keturunan. Dimana sifat-sifat gangguan jiwa yang akan dialami oleh individu diturunkan oleh orang tua maupun nenek moyang mereka melalui gen dan kromosom dalam sel reproduksi. Contoh jenis gangguan jiwa yang berasal dari faktor genetik adalah: manic depressive psychoses, endogenous depression, schizophrenia, epilepsy, mental retardation dan lain-lain.
2. Faktor Personaliti, telah diketahui sejak lama bahwa kepribadian individu juga berperan besar dalam menyumbang terjadinya gangguan jiwa pada seseorang. Individu yang memiliki kepribadian yang kuat akan cenderung untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapi; namun individu yang begitu mengalami kebergantungan terhadap orang lain, maka cenderung untuk mudah mengalami gangguan jiwa karena kepribadiannya rapuh. Contoh: Individu yang memiliki personality premorbid dengan ciri-ciri watak yang lemah dan tidak tahan terhadap stress, cenderung mudah mengalami gangguan jiwa.
3. Periode Perkembangan Kritis, keadaan ini juga dapat menyumbang sebagai faktor penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa. Karena selama individu menjalani proses ini, seseorang akan belajar untuk mengenali dan mencari solusi terbaik dalam menghadapi setiap masalah yang datang untuk dapat diadaptasikan sesuai dengan keadaan yang sehat. Sehingga apabila seseorang tidak mampu mengatasi berbagai stressor yang ada pada periode perkembangan kritis ini akan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan jiwa. Contohnya: Apabila individu tidak mampu untuk mengatasi peran yang diembannya pada periode bayi ke anak-anak, dapat menimbulkan gangguan personaliti pada individu. Periode remaja yang tidak dapat dilewatkan biasanya dapat memicu terjadinya gangguan schizophernia. Periode dewasa yang tidak dapat diatasi dapat menyebabkan gangguan emosi, dan pada periode lanjut usia yang tidak teratasi dapat menimbulkan gangguan psychoses organic, seperti demensia dan lain-lain.
Faktor Presipitasi
Faktor ini juga terdapat beberapa bagian, yaitu beberapa faktor yang dapat mencetuskan untuk kali pertama sehingga seseorang mengalami gangguan jiwa, diantaranya:
1. Faktor Fisik, yaitu faktor-faktor yang berasal dari gangguan fisik yang dialami oleh individu sehingga akhirnya menyalami gangguan jiwa. Contohnya adalah terjadinya infeksi pada otak, kecederaan yang dialami oleh otak, toksin atau bahan kimia berbahaya yang menyerang otak, adanya tumor pada otak yang dapat mengganggu fungsi otak, gangguan pada sistem endokrin maupun akibat kekurangan vitamin B1 B12 atau zat besi yang berpengaruh terhadap neurotransmitter di otak. Gangguan mental yang disebabkan oleh faktor ini biasa disebut dengan gangguan mental organik.
2. Faktor Psikis, yaitu faktor-faktor yang berasal dari mental individu yang dialami secara terus-menerus sehingga akhirnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah tidak dapat lagi dipertahankan sehingga akhirnya individu mengalami gangguan jiwa. Faktor Psikis ini dapat terdiri dari: faktor sosio-ekonomi yang senantiasa menjerat individu, krisis yang terus dialami oleh individu, terlalu bergantung terhadap bantuan orang lain adalah diantara faktor psikis yang dapat menyebabkan gangguan jiwa.

Wednesday, March 28, 2012

Idealisme Keindahan Moral pada Generasi Muda

          Kalau bicara soal yang namanya Keindahan, pastilah yang tergambarkan langsung sesuatu yang bagus, cantik, enak dipandang, dll.Bisa diterapkan untuk suatu benda ataupun manusia.Intinya tak nampak sedikitpun sebuah kejelekan dari sebuah keindahan.Sumber dari keindahan itu sendiri itu pun beragam, bisa memang ada yang langsung tersaji dari alam, atau memang sengaja dibuat.
          Namun untuk kali ini agak sedikit berbeda, yakni sebuah gambaran tentang keindahan namun dalam konteks yang lain.Yakni teraplikasi lebih ke yang namanya moral.Ya, sebuah keindahan moral yang bisa tercipta dari tata perilaku dan tutur bahasa dari si individu itu sendiri.Tapi khusus yang kali ini akan disorot bagaimana kah idealisme sebuah keindahan moral itu jika dilihat dari kacamata generasi muda.Mengapa yang diambil adalah generasi muda? Mungkin alasan terbesar yang bisa menjawabnya adalah karena dari generasi muda lah semua nya berawal, mulai dari proses pencarian jati diri, mental, cara berfikir, dll.Semua berakar dari generasi muda.Generasi yang mungkin di kategorikan sebagai tonggak tegak nya dari sebuah bangsa.
          Jika kita sedikit menilik ke belakang, akhir-akhir ini semakin meresahkan dan memprihatinkan saja moral dari generasi muda bangsa ini.Tak nampak lagi sebuah keindahan moral yang mereka sajikan.Mereka seperti tak tahu bagaimana cara memperlihatkan sebuah keindahan moral pada yang lainnya, terutama generasi di bawahnya.Contoh yang umum saja yang sering kita saksikan di sekitar, generasi muda zaman sekarang rata-rata kebanyakan lebih sering bersikap anarkis dalam melakukan sesuatu terutama dalam hal penyelesaian masalah yang dihadapi, ada pula generasi muda yang moralnya benar-benar di ujung tanduk seperti suka mabuk-mabukan, judi, free sex, drugs, dll.Entah apa yang terjadi dengan mereka?Apakah mereka benar-benar sudah miskin keindahan moral??Dan jika dibiarkan terus-menerus, maka bisa ditebak akan jadi seperti apa nasib bangsa ini jika hampir semua generasi muda nya terkikis moral nya....
         Sebenarnya pasti ada lah jalan keluarnya bagaimana mengembalikan sebuah keindahan moral untuk mereka.Kalau menyinggung soal moral, pastilah sedikit banyak bersumber dari rumah, tepatnya lingkungan keluarga.Dimana sedari kecil mereka di titiskan bagaimana menjadi pribadi yang indah moral nya.Bisa dari moral si Orang tua yang ditiru oleh sang anak atau hal yang lainnya.Misal, si Orang tua bermoral kan luhur yakni suka menolong sesama tanpa pamrih.Dan dengan sengaja si orang tua memperlihatkan ke depan si anak bagaimana cara menghargai sesama dan tolong-menolong tanpa pamrih pula.Pastilah dengan sendirinya akan terekam dalam memori si anak dan akan tumbuh kembang membangun moral mereka sering bertambah dewasanya mereka.Selain keluarga pun banyak hal yang bisa membangun sebuah keindahan moral bagi generasi muda, yakni dari pergaulan sesama teman.Ingat, tidak semuanya teman membawa pengaruh yang positif untuk perkembangan moral kita.Bisa saja kita kita tanpa disadari berteman dengan teman yang suka mabuk-mabukan, judi. drugs, dll.Tentu moral kita akan hancur sebagai pribadi yang awalnya anti terhadap hal begituan namun jadi terjerumus dan akhirnya tenggelam menuju kehancuran.Sungguh mengenaskan....
          Idealnya sebuah gambaran tentang keindahan moral bagi generasi muda ialah bagaimana generasi muda ini mempunyai moral yang luhur dan apik.Generasi muda yang mempunyai semangat nasionalisme tinggi, berbudi pekerti baik, mampu menjadi teladan bagi sekitarnya dengan segala sikap dan perilakunya yang sopan lagi santun, mampu berfikir sehat dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan mencari jalan keluar dengan otak yang dingin.Memiliki tutur kata bahasa yang baik belum bisa dipastikan memiliki sebuah keindahan moral. Bisa saja perilakunya masih negatif, misal suka mencuri, sombong, senang berkelahi, dll.Kalau bisa dibilang, keindahan sebuah moral tertuang dalam satu paket dimana semua saling berhubungan.Punya perilaku baik, namun tutur katanya tidak dijaga ya percuma juga.
          Memang agak sedikit miris moral generasi muda zaman sekarang.Mereka lebih senang menggunakan kekerasan di banding menggunakan akal sehat yang mereka miliki.Mereka lebih suka melakukan sesuatu yang aslinya mereka tahu itu membahayakan untuk orang lain dan dirinya sendiri, namun tetap dilakukan.Hampir kebanyakan generasi muda sekarang tak tahu lagi bersikap sopan nan santun kepada orang yang lebih tahu dari mereka.Mereka dengan gampangnya meremehkan dan menyepelekan orang-orang yang jelas-jelas lebih tua dari mereka.Generasi muda zaman sekarang juga bisa dibilang generasi muda  dengan moral bobrok.Sedikit kasar memang, namun tidak semua memang, tapi rata-rata kebanyakan.Mengapa di bilang bobrok?? Contoh gampang saja, banyak generasi muda sekarang yang tak tahu lagi membedakan mana yang baik dan buruk.Dengan mudahnya mereka lebih memilih sesuatu yang buruk ketimbang yang baik, contoh disaat mereka senang akhirnya mereka lupa diri dan menuju ke mabuk-mabukan dan masuk dalam kehidupan dunia malam.Disaat mereka jatuh pun sama saja, bukan nya lari ke sang pencipta untuk mengadukan semua masalahnya malah mereka memilih obat-obatan sebagai media penyembuh.Artinya generasi muda zaman sekarang kebanyakan bermoralkan cepat putus asa.Mereka sulit sekali berfikir jernih.Semua maunya serba instant dan tak mau berusaha.Akhirnya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan semua yang mereka inginkan.Moral beragama generasi muda sekarang pun nampak kian padam.Mereka seakan tak tahu lagi jalan menuju ALLAH swt.Malah mereka berkiblat ke sesuatu yang tak jelas dan bahkan mengundang musyrik.Balik lagi, mereka mungkin sedari kecil kurang mendapat pengetahuan soal agama dari keluarganya dan akhirnya setelah besar mereka seperti buta arah.Sungguh dari mana semua keadaan ini berakar??
          Maka dari itu, mulai dari sekarang khusunya para generasi muda (ditekankan generasi muda yang membaca secarik artikel ini) bisa mempertahankan sebuah nilai keindahan moral.Memang tak mudah, tapi jika terus dipelihara dan diterapkan lambat laun akan mengakar ke sesama maupun generasi muda yang ada di bawahnya.Karena esensi dari sebuah keindahan moral adalah sebuah sikap sebuah nilai kemuliaan yang muncul tanpa dibuat-buat dan menciptakan sebuah keharmonisan jika semuanya bisa mewujudkannya...

Tuesday, March 13, 2012

Kasih Sayang Dan Keterikatan Pada Anak

Kedekatan diartikan sebagai hubungan timbal balik, kebersamaan secara emosi dan fisik antara anak dan pengasuh. Kedekatan ini terjadi karena hubungan batin antara anak dan orang tua. Pada umumnya hal ini terjadi pada 2 tahun pertama dari kehidupan seorang anak. Ikatan batin terbentuk pada saat terpenuhinya kebutuhan seorang bayi khususnya pada tahun pertama perkembangan anak tersebut.
Kebutuhan seorang anak pada tahun-tahun pertama adalah:
  • Sentuhan
  • Tatapan mata
  • Gerakan
  • Senyum
  • Makanan

Idealnya, pengasuh mengenali kebutuhan-kebutuhan tersebut melalui cara mereka menanggulangi tangisan anak pada saat bayi. Kebutuhan sentuhan dan kedekatan seorang anak terpenuhi pada saat ibu menyusui anak. Pada saat itu ibu menatap anak dengan kasih dan memeluk anak dengan erat. Melalui kedekatan dan interaksi tersebut terbentuklah hubungan batin antara pengasuh dan anak. Anak belajar percaya bahwa dunia di luar aman; bahwa mereka bisa percaya akan orang lain – mereka akan dibantu. Melalui rasa aman, anak berani untuk menelusuri dunia luar. Kemampuan untuk mempelajari dunia luar merupakan pelajaran yang penting bagi perkembangan anak.
Pentingnya Kasih
Kekuatan ikatan batin antara anak dan ibu tampak dengan jelas. Anak yg mendapat kasih dari ibunya biasanya lebih toleran, tidak agresif dan lebih mudah menerima orang lain. Dikemudian harinya anak ini akan tampil lebih cakap dan lebih simpati pada saat mereka berhubungan dengan sesamanya. Pada saat bermain, anak ini lebih mempunyai banyak waktu untuk eksplorasi. Mereka lebih bersemangat, antusias, gigih, dan lebih dapat meminta dan menerima pertolongan dari ibunya. Mereka lebih mempunyai rasa ingin tahu, bisa mengarahkan diri , dan biasanya lebih berhasil diukur melalui test perkembangan dan bahasa. Ikatan batin adalah rangka dari kehidupan seorang anak dan merupakan kunci masa depan bagi keberhasilan anak.
Kasih Sayang dan Masa Perkembangan Anak

Cinta Kasih

Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki hampir kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dari cinta.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.  Cinta samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
  1. Cinta bersifat manusiawi
  2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
  3. Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Ada 3 unsur tentang cinta, yaitu:

1 . Keintiman : kedekatan hub
2. Gairah  : secara sexual, cantik,ganteng,dll
3. Komitmen : pernyataan bahwa kau pacarku
kemungkinan:
a) keintiman+komitmen =Cinta Hampa = ada pernyataan pacaran , ada kedekatan tp nga ada nafsu (ketertarikan lawan jenis)
b) =komitmen+Nafsu=:Cinta Romantis ada pernyataan dan ada ketertarikan terhadap lawan jenis (merasa pasanganya cantik,guanteng,dll)
c) = Nafsu+keintiman=Cinta Semberonoo: ada ketertarikan,ada kedekatan hubungan tapi tidak  ada status pacaran.
Ada tiga tingkat cinta.
Pertama, cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi.
Kedua, cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
Ketiga, cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih. Inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.

Budaya Indonesia, dan Mengapa Kita Harus Bangga.

“ Apa sih kebudayaan Indonesia itu? Batik yah??”
Mungkin teman-teman pernah memiliki pertanyaan serupa. Karena realitanya, batik sebagai komoditas budaya memang sangat popular. Motif kain orang Indonesia sangat beragam sebagaimana memang digambarkan oleh keheterogenan masyarakatnya atas suku, agama, dan berbagai kelas sosial mulai dari kelas ekonomi hingga pembagian tenaga kerja secara sosial. Dalam hal ini, kita mengenal motif batik misalnya yang merupakan sebuah tradisi motif pakaian yang terkenal hingga ke berbagai penjuru dunia.
Batik dikenal secara umum berasal dari kriya tekstil penduduk di kawasan pulau Jawa, baik yang berada di kawasan pedalaman maupun yang berada di kawasan pesisir pantai. Motif batik sendiri sangat beragam.
Keragaman ornamentasi batik saja misalnya, sudah sangat tinggi. Sebagai sebuah kawasan kepulauan yang terdiri dari populasi ratusan suku bangsa, maka Indonesia memiliki berbagai ornamentasi motif pakaian yang luar biasa kuantitasnya. Sebut saja songket, ulos, dan berabagai motif pakaian lainnya.




Tapi, budaya Indonesia, BUKAN HANYA BATIK. Sebelum itu mari kita samakan persepsi apakah itu kebudayaan??

Kebudayaan atau budaya menurut Bapak Antropologi Indonesia, Koenjtaraningrat, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Pengertian tersebut merujuk pada gagasan J. J Honigmann tentang wujud kebudayaan atau disebut juga ’gejala kebudayaan’. Honigmann membagi kebudayan kedalam tiga wujud, yakni kebudayaan dalam wujud ide, pola tindakan dan artefak atau benda-benda.


Dalam kamus Wikipedia, kebudayaan Indonesia didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Pengertian ini diperkuat juga oleh pendapat Wahyudi Ruwiyanto (2002), dimana menurutnya - Visi kebudayaan nasional harus memuat semangat integrasi nasional, karena pada hakekatnya kebudayaan nasional adalah akumulasi dari kebudayaan lokal yang tersebar di Indonesia.
Jika mengacu pada pengertian diatas, maka jelas bahwa Indonesia bukanlah terdiri dari budaya tunggal (monokultural) akan tetapi terdiri dari banyak budaya (multikultural). Pada dasarnya, multikulturalisme sendiri menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern (Wikipedia). Hal ini berbeda dengan monokulturalisme yang lebih menghendaki kepada adanya kesatuan, yang cenderung homogen, bukan persatuan yang menjadi cermin dari harmonisasi dalam pluralitas. Sila kedua Pacasila, ”Persatuan Indonesia”, adalah jawaban sebenarnya atas persoalan ’pelik’ mengenai kebudayaan Indonesia.
Kebudayaan adalah aspek yang sangat penting bagi suatu bangsa. Mengapa? Karena Kebudayaan juga merupakan jati diri dari bangsa itu sendiri. Bagaimana kebudayaan Indonesia sebenarnya berkembang dari jaman dahulu hingga sekarang? Berikut ini akan penulis kutipkan mengenai sejarah nenek moyang bangsa Indonesia dari tulisan Mochtar Lubis pada tahun 1986 dalam pidato kebudayaannya yang berjudul “Situasi Akar Budaya Kita”.
Nenek moyang kita adalah bagian dari arus perpindahan manusia yang bergerak di zaman lampau yang telah hilang sebagai hilangnya bayangan wayang dari layar sejarah, bergerak dari bagian Timur Eropa Tengah dan bagian Utara wilayah Balkan sekitar laut Hitam ke arah timur, mencapai Asia, masuk ke Tiongkok. Dan di Tiongkok arus perpindahan ini bercabang-cabang ke utara, timur dan selatan.
Arus selatan mencapai daerah Yunan, sedang bagian timur mencapai laut Indo Cina. Di sinilah tempat lahirnya budaya asal Indonesia. Manusia-manusia yang berpindah dan bergerak ke Asia dari Eropa Tengah dan Wilayah Balkan itu adalah orang Tharacia, Iliria, Cimeria, Kakusia, dan mungkin termasuk orang Teuton, yang memulai perpindahan mereka di abad ke-9 hingga abad ke-8 sebelum nabi Isa. Mereka membawa keahlian membuat besi dan perunggu.
Nenek moyang orang Indonesia yang telah berada terlebih dahulu dari mereka di daerah Dongson ini telah mengembangkan seni monumental tanpa banyak ornamentik yang dekoratif. Dari pendatang-pendatang baru ini mereka mengambil alih, menerima, dan mencernakan seni ornamentik pendatang-pendatang dari barat ini. Tidak saja dalam ornamentik, akan tetapi juga dalam hiasan tenunan (amat banyak persamaan antara hiasan tenun Indonesia dan Balkan umpamanya), dan juga dalam musik dan nyayian. Jaap Kunst, seorang ahli musik, juga ahli musik Indonesia mengindentifikasikan persamaan nyayian rakyat di pulau Flores dengan nyanyian rakyat di bagian timur Yugoslavia (Balkan). Kebudayaan Dongson menunjukkan lebih banyak persamaan dan kaitan dengan budaya Eropa dibanding budaya Cina.
Nenek moyang Dongson inilah yang bergerak ke selatan, dan kemudian mencapai Nusantara. Di Nusantara hampir tidak ada perpisahan antara zaman perunggu dan zaman besi. Hal ini sama juga terjadi di Indo Cina. Dalam penggalian situs-situs purbakala, perunggu dan besi selalu ditemukan bersama-sama. Hulu pisau dongson banyak berbentuk manusia, seperti keris Majapahit. Bentuk hulu pisau yang serupa juga ditemukan di Holstein (Jerman), Denmark, dan di Kauskasus.
Tetapi, sebelum nenek moyang dari Dongson turun ke Nusantara, kelompok-kelompok manusia lain telah terlebih dahulu datang. Selama zaman es terakhir, kurang lebih 15.000 tahun sebelum Masehi, sejarah bumi Nusantara menunjukkan bahwa sebagian besar Nusantara bagian barat menyatu dengan daratan Asia Tenggara, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan wilayah yang kini laut Jawa. Ketika es berakhir, permukaan laut naik kembali, dan terbentuklah gugusan pulau-pulau seperti yang kita kenal kini. Sejarah bumi Nusantara telah berpengaruh besar pada perkembangan manusia Melayu-Polinesia. Mereka menjadi bangsa maritim, yang kurang lebih 1000 tahun sebelum nabi Isa megarungi Samudera Hindia. Manuskrip tua Hebrew dari masa akhir 2000 dan permulaan 1000 sebelum tahun Nabi Isa telah menyebut perdagangan kulit manis dari berbagai tempat sepanjang pantai timur Afrika.
Dalam melakukan ini, mereka juga telah membawa berbagai kekayaan budaya ke Madagaskar dan Afrika. Di Madagaskar mereka telah menetap di belahan barat pulau itu. Hingga kini masih terlihat berbagai persamaan kata antara bahasa Madagaskar dan bahasa suku Manyaan di Kalimantan. Ke timur, nenek moyang Melayu-Polinesia ini berlayar jauh ke pedalaman pasifik, menetap di berbagai kepulauan, dan mereka paling ke timur mencapai Easter Island, pulau terjauh ke timur dari Nusantara.
Dari pemaparan di atas jelaslah bahwa budaya bangsa kita berakar jauh ke zaman prasejarah. Jelas pula bahwa kita telah mewarisi budaya dunia yang ada di masa itu, di samping nenek moyang kita telah memberi pula sumbangan pada budaya-budaya bangsa lain di seberang Samudera Hindia, serta menciptakan berbagai budaya di Madagaskar, dan di kepulauan-kepulauan Samudera Pasifik.