Individu secara alami akan selalu mempertahankan kondisinya dalam
keadaan yang sehat, baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Istilah
Keperawatan untuk kondisi ini adalah keadaan ‘homeostatis’. Namun
keadaan ini senantiasa berfluktuasi tergantung kondisi internal dan
eksternal kita.
Pada kondisi badan yang sedang fit dan keadaan lingkungan sekitar
yang kondusif, tentunya kita akan dapat mempertahankan status kesehatan
fisik dan mental kita. Namun dalam kondisi yang bertolak belakang maka
keadaan individu akan drop dan tidak akan dapat untuk mempertahankan
status kesehatannya.
Berikut ini admin akan coba uraikan beberapa sebab yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatatan, terutama dari segi
kesehatan mental. Ada dua faktor yang boleh menimbulkan terjadinya
gangguan jiwa, yaitu Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi. Faktor
Predisposisi adalah faktor yang melatarbelakangi seseorang mengalami
gangguan jiwa, sedangkan Faktor Presipitasi adalah faktor yang
mencetuskan terjadinya gangguan jiwa pada seseorang untuk kali yang
pertama.
Individu yang memiliki faktor predisposisi akan lebih mudah untuk
mengalami gangguan jiwa karena sejak lahir atau selama proses
perkembangannya, individu tersebut memiliki kepribadian maupun coping mechanism
yang kurang optimal yang disebabkan oleh faktor bawaan yang didapatkan
sejak lahir maupun melalui lingkungan sekitar. Individu yang memiliki
faktor predisposisi ibaratnya tinggal menunggu faktor presipitasi
sebelum akhirnya mengalami gangguan jiwa, yaitu suatu peristiwa yang
dapat menggoyahkan dan mengganggu keseimbangan jiwa individu sehingga
akhirnya individu bersangkutan tidak mampu untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya yang pada akhirnya mengalami gangguan jiwa.
Faktor Predisposisi
Faktor ini dapat terdiri dari beberapa bagian. Berikut ini akan diuraikan beberapa faktor yang termasuk kedalam faktor ini:
1. Genetik, sebahagian besar gangguan jiwa
disebabkan karena faktor keturunan. Dimana sifat-sifat gangguan jiwa
yang akan dialami oleh individu diturunkan oleh orang tua maupun nenek
moyang mereka melalui gen dan kromosom dalam sel reproduksi. Contoh
jenis gangguan jiwa yang berasal dari faktor genetik adalah: manic depressive psychoses, endogenous depression, schizophrenia, epilepsy, mental retardation dan lain-lain.
2. Faktor Personaliti, telah diketahui sejak lama
bahwa kepribadian individu juga berperan besar dalam menyumbang
terjadinya gangguan jiwa pada seseorang. Individu yang memiliki
kepribadian yang kuat akan cenderung untuk dapat mengatasi masalah yang
dihadapi; namun individu yang begitu mengalami kebergantungan terhadap
orang lain, maka cenderung untuk mudah mengalami gangguan jiwa karena
kepribadiannya rapuh. Contoh: Individu yang memiliki personality
premorbid dengan ciri-ciri watak yang lemah dan tidak tahan terhadap
stress, cenderung mudah mengalami gangguan jiwa.
3. Periode Perkembangan Kritis, keadaan ini juga
dapat menyumbang sebagai faktor penyebab seseorang mengalami gangguan
jiwa. Karena selama individu menjalani proses ini, seseorang akan
belajar untuk mengenali dan mencari solusi terbaik dalam menghadapi
setiap masalah yang datang untuk dapat diadaptasikan sesuai dengan
keadaan yang sehat. Sehingga apabila seseorang tidak mampu mengatasi
berbagai stressor yang ada pada periode perkembangan kritis ini akan
dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan jiwa. Contohnya: Apabila
individu tidak mampu untuk mengatasi peran yang diembannya pada periode
bayi ke anak-anak, dapat menimbulkan gangguan personaliti pada individu.
Periode remaja yang tidak dapat dilewatkan biasanya dapat memicu
terjadinya gangguan schizophernia. Periode dewasa yang tidak
dapat diatasi dapat menyebabkan gangguan emosi, dan pada periode lanjut
usia yang tidak teratasi dapat menimbulkan gangguan psychoses organic, seperti demensia dan lain-lain.
Faktor Presipitasi
Faktor ini juga terdapat beberapa bagian, yaitu beberapa faktor yang
dapat mencetuskan untuk kali pertama sehingga seseorang mengalami
gangguan jiwa, diantaranya:
1. Faktor Fisik, yaitu faktor-faktor yang berasal
dari gangguan fisik yang dialami oleh individu sehingga akhirnya
menyalami gangguan jiwa. Contohnya adalah terjadinya infeksi pada otak,
kecederaan yang dialami oleh otak, toksin atau bahan kimia berbahaya
yang menyerang otak, adanya tumor pada otak yang dapat mengganggu fungsi
otak, gangguan pada sistem endokrin maupun akibat kekurangan vitamin B1
B12 atau zat besi yang berpengaruh terhadap neurotransmitter di otak.
Gangguan mental yang disebabkan oleh faktor ini biasa disebut dengan
gangguan mental organik.
2. Faktor Psikis, yaitu faktor-faktor yang berasal
dari mental individu yang dialami secara terus-menerus sehingga akhirnya
kemampuan individu untuk mengatasi masalah tidak dapat lagi
dipertahankan sehingga akhirnya individu mengalami gangguan jiwa. Faktor
Psikis ini dapat terdiri dari: faktor sosio-ekonomi yang senantiasa
menjerat individu, krisis yang terus dialami oleh individu, terlalu
bergantung terhadap bantuan orang lain adalah diantara faktor psikis
yang dapat menyebabkan gangguan jiwa.
No comments:
Post a Comment